RESUME Buku Etika Bisnis - Suatu Pendekatan dan Aplikasinya terhadap Staekholder

RESUME BUKU
ETIKA BISNIS
Suatu Pendekatan dan Aplikasinya terhadap Staekholder

Penulis:
Budi Prihatminingtyas





Etika Bisnis

Etika Bisnis adalah pengetahuan tentang tata cara ideal dalam pengaturan dan pengelolaan antara lain: norma dan moralitas yang berlaku secara universal dan berlaku secara ekonomi dan sosial. Pertimbangan yang diambil pelaku bisnis dalam mencapai tujuannya adalah dengan memperhatikan terhadap kepentingan & fenomena sosial dan budaya masyarakat.

Prinsip Etika bisnis menurut Sonny Keraf (1998) Ada 5 prinsip etika bisnis yang dapat dijadikan pedoman dalam menjalankan praktik bisnis, yaitu:
   1.    Prinsip Otonomi
   2.    Prinsip Kejujuran 
   3.    Prinsip Keadilan
   4.    Prinsip Saling Menguntungkan
   5.    Prinsip Integritas Moral

Fungsi pokok dari bisnis itu adalah jual-beli barang dan jasa. Sehingga dalam hal ini pengklasifikasian lembaga bisnis terdiri dari: 

   1.    Usaha perseorangan bersifat kecil-kecilan 
   2.    Usaha perusahaan besar, misal: pabrik dan hotel 
   3.    Usaha dalam bidang struktur ekonomi negara, misal: usaha

Tujuan Perusahaan dan Penerapan Etika Bisnis
Mendirikan suatu perusahaan merupakan tujuan yang sangat mulia karena keberadaanya sangat dibutuhkan baik oleh masyarakat secara khusus maupun pemerintah pada umumnya. Dampak positif dari berdirinya perusahaan adalah dalam memberikan kontribusi yang tidak kecil kepada stakeholders dan dapat dirasakan pada waktu jangka panjang. Tetapi keberadaan perusahaan yang terus berkebang juga tidak bisa terlepas dari peran stakeholder yang sangat menentukan sekali. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Stakeholder adalah para pihak yang berkepentingan dan terlibat langsung dalam menjalin relasi bisnis dengan perusahaan terkait. Perusahaan harus menjalin relasi bisnis dengan kelompok stakeholder secara baik dan etis apabila ingin berhasil dan bertahan dalam bisnisnya. 

Pendekatan stakeholder menuntut agar bisnis apapun perlu dijalankan secara baik dan etis justru demi menjamin kepentingan semua pihak yang terkait dalam bisnis tersebut. Agar bisnis dari perusahaan dapat berhasil dan bertahan lama, maka perusahaan dituntut untuk memenuhi, menjamin dan menghargai hak serta kepentingan semua stakeholder.


Bisnis dan Lingkungan

Secara umum lingkungan bisnis dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Menurut Prihatminingtyas dan Susanto (2015) ada dua faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal meliputi: 
   1.    Kelemahan dalam memperoleh peluang (akses) pasar dan memperbesar pangsa pasar; 
   2.   Kelemahan dalam struktur permodalan dan keterbatasan untuk memperoleh jalur (akses) terhadap 
sumber permodalan; 
   3.    Kelemahan di bidang organisasi dan manajemen; 
   4.    Keterbatasan dalam pemanfaatan (akses) dan penguasaan teknologi; 
   5.    Keterbatasan jaringan usaha dan kerjasama usaha. 

Faktor eksternal meliputi: 
  1.  Iklim berusaha yang kurang mendukung (kondusif); karena masih ada persaingan yang tidak sehat; 
  2.  Sarana dan prasarana perekonomian yang kurang memadai; 
  3.  Pembinaan yang masih kurang terpadu; 
  4.  Masih kurang pemahaman, kepercayaan dan kepedulian dari sebagian masyarakat terhadap usaha 
       kecil.

Sumber dari ekonomi antara lain: sumer daya alam, sumber daya manusia, modal dan rekayasa/engineering yang berada di bawah kendali manajemen perusahaan relatif lebih cepat disesuaikan dengan perubahan yang diinginkan.


Bisnis Memerlukan Etika

Tujuan bisnis secara umum adalah meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan stakeholders. Dalam pengembangan bisnis yang tidak terlepas dengan eksistensi masyarakat secara luas dimana bisnis membutuhkan masyarakat dan masyarakat membutuhkan bisnis, maka harus menggunakan etika dalam kegiatan operasional.

    1.   Bisnis tidak bebas dari nilai sosial, nilai moral atau nilai etika
Dalam menjalankan kegiatan bisnis tidak dapat lepas sama sekali dari nilai sosial (memberikan bantuan tanpa pamrih), nilai moral dan nilai etika yang dibutuhkan untuk mengatur kegiatan operasional perusahaan supaya tercipta hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan lingkungan. Ditinjau dari sistim masyarakat, di mana bisnis merupakan sub sistem atau substansi, mekanisme interaksi antara bisnis dan lingkungan bisnis ada hubungan timbal balik yang mengharuskan penertiban dan pengaturan yang didukung dengan etika atau norma kehidupan untuk mendukung terciptanya hubungan harmonis antara sub sistem dan sistem sosialnya.
    2.   Aplikasi etika bisnis identik pengelolaan bisnis secara professional
Ruang lingkup etika bisnis meliputi keterkaitan yang harmonis, saling menguntungkan antar pihak stakeholders dan pihak eksternal lainnya. Hal ini merupakan tuntutan yang harus dipenuhi bilamana perusahaan mau tumbuh dan berkembang dan maju secara kontinyu dalam jangka panjang.
    3.   Bisnis merupakan bagian dari sistem sosial
Pelaku bisnis harus menyadari bahwa keberadaannya di masyarakat merupakan bagian darimasyarakat. Pelaku bisnis yang baik harus dan tetap berusaha terusdalam membangkitkan sense of belonging (rasa ikut memiliki) dari masyarakat terhadap perusahaan yang di bawah kewenangan.

 

Sistem Ekonomi Kapitalis dan Sistem Ekonomi Sosialis

Di dunia ini pada dasarnya terdapat dua sistem perekonomian yang berlaku, yakni sistem ekonomi kapitalis dan sistem ekonomi sosialis.
   a.    Sistem Ekonomi Kapitalis
Dalam sistem ekonomi kapitalis hak individu sangat dominan sehingga pencapaian tujuan individu sering kontradiktif dengan tujuan sosial, yakni menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan yang merata di masyarakat berikut ketenangan lingkungan hidup.
   b.    Sistem Ekonomi Sosialis
Sistem ekonomi sosialis justru menimbulkan keejangan dalam alokasi sumber daya ekonomi secara maksimal bagi masyarakat luas. Hal ini terjadi karena para individu kehilangan semangat dan gairah untuk meningkatkan produktivitasnya (terjadi penurunan produktivitas), yang berdampak pada menurunnya semangat profesionalisme. Sistem ekonomi sosialis terkesan membelenggu produktivitas sumberdaya ekonomi. Justru etika bisnis menekankan produktivitas yang tinggi dengan pemberian alokasi sumberdaya ekonomi secara adil dan layak bagi yang pantas menerima sesuai dengan prestasi dan peran yang dilakukan oleh pemilik sumberdaya ekonomi.


Prinsip-Prinsip Etika Bisnis

Etika bisnis memiliki prinsip umum yang dijadikan acuan dalam melaksanakan kegiatan dan mencapai tujuan bisnis yang dimaksud.

   1.    Prinsip Otonomi
Yang dimaksud dengan prinsip otonomi adalah perusahaan secara bebas memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan dan pelaksanaan sesuai dengan visi dan misi yang dimiliki. Bisnis yang otonom adalah orang yang sadar sepenuhnya akan apa yang menjadi kewajibannya dalam dunia bisnis.
   2.    Prinsip Kejujuran 
Prinsip kejujuran merupakan merupakan nilai yang paling mendasar (modal dasar atau aset yang paling dan sangat berharga) dalam mendukung keberhasilan kinerja perusahaan. Karena kejujuran dalam berbisnis adalah kunci keberhasilan, termasuk untuk bertahan dalam jangka panjang, dalam suasana bisnis yang penuh persaingan ketat.
   3.    Prinsip Tidak Berniat Jahat
Bisnis didirikan dengan suatu komitmen untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan karyawan, masyarakat konsumen atau stakeholders pada umumnya. Komitmen ini adalah untuk mencapai tujuan yang baik dan positif. Sehingga tidak terlintas niatan untuk berbuat jahat terhadap masyarakat. Prinsip ini justru akan dapat menyelamatkan perusahaan.
   4.    Prinsip Saling Menguntungkan
Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang dalam kegiatan bisnis internal perusahaan maupun relasi eksternal perusahaan perlu diperlakukan sesuai dengan hak dan kewajiban. Keadilan menuntut agar tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya. Keadilan ditujukan kepada stakehoders terkait dengan penetapan yang sudah disepakati bersama.
   5.    Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri
Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri merupakan tuntutan dan dorongan dari dalam diri pelaku dan perusahaan untuk menjadi yang terbaik dan dibanggakan. Prinsip ini merupakan prinsip tindakan bisnis yang dampaknya berpulang kembali kepada bisnis itu sendiri. Pelaku bisnis dituntut menjaga nama baiknya atau nama baik perusahaannya.
   6.    Prinsip Saling Menguntungkan 
Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak. Prinsip ini terutama mengakomodasi hakikat dan tujuan bisnis. Karena sebagai produsen ingin mendapatkan keuntungan dan sebagai konsumen ingin mendapatkan barang dan jasa yang memuaskan (dalam bentuk harga wajar, kualitas baik dan pelayanan baik), maka bisnis dijalankan dengan saling menguntungkan produsen dan konsumen.


Tipe-Tipe Kelompok Sosial Budaya 
 
   1.    Konsep Kelompok Sosial Budaya

Kelompok sosial budaya adalah lingkungan hidup sosial budaya yang memiliki bentuk, cara hidup, dan tujuan tertentu. Dalam definisi tersebut, dapat dirinci 4 (empat) unsur utama konsep kelompok sosial budaya, atas dasar mana muncul bermacam ragam tipe kelompok sosial budaya. Unsur utama kelompok sosial budaya antara lain:

  • Lingkungan sosial budaya 
  • Bentuk sosial budaya
  • Cara hidup sosial budaya 
  • Tujuan sosial budaya 

   2.    Ragam Tipe Kelompok Sosial Budaya

    • Kesatuan Grafis
    • Ikatan Perkawinan dan Hubungan Darah
    • Kepentingan yang Sama


Perubahan Sistem Nilai Budaya dan Masalah Kemanusiaan

   1.    Perubahan Sistem Nilai Budaya
Sistem nilai budaya adalah hasil pengalaman hidup yang berlangsung dalam kurun waktu yang lama, sehingga menjadi kebiasaan yang berpola. Alasan mendasar terjadi perubahan sistem nilai budaya, yaitu jarak komunikasi antara kelompok etnis, pelaksanaan pembangunan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
   2.    Pelaksanaan Pembangunan
Pelaksanaan pembangunan tersebut dapat menimbulkan perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya yang tentunya akan berpengaruh pula pada sikap mental, pola pikir, dan pola perilaku keluarga/masyarakat/bangsa Indonesia. Pelaksanaan pembangunan yang berlangsung terus-menerus bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup keluarga/masyarakat/bangsa Indonesia.
   3.    Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menimbulkan konflik dengan tata nilai budaya yang sudah ada, perubahan kondisi kehidupan manusia, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang telah diciptakan. Sebagai dampak negatif teknologi, menusia menjadi resah. Keresahan manusia muncul akibat adanya benturan nilai teknologi modern dengan nilai-nilai tradisional (konvensional). Ilmu pengetahuan dan teknologi berpijak pada suatu kerangka budaya. Kontak budaya yang ada dengan budaya asing menimbulkan perubahan orientasi budaya yang mengakibatkan perubahan sistem nilai budaya.
   4.    Dampak Perubahan Sistem Nilai Budaya 
Apabila sistem nilai budaya mengalami perubahan, akan terjadi pula perubahan sikap mental, pola pikir, dan pola tingkah laku anggota/warga masyarakat dalam berbagai aspek nilai kehidupan. Perubahan sistem nilai budaya dapat berakibat positif, yaitu memperkaya nilai-nilai kehidupan yang sudah ada, mendorong ke arah kemajuan, dan menyejahterakan kehidupan masyarakat. Disamping itu, perubahan sistem nilai budaya dapat pula berakibat negatif, yaitu merusak nilai kehidupan yang sudah ada, menghambat kemajuan, memperburuk kehidupan, dan merugikan masyarakat, sehingga terjadi krisis kemasyarakatan.
   5.    Masalah Kemanusiaan
Hakikat manusia sama berasal dari Tuhan Sang Pencipta segala makhluk dan alam semesta. Namun, dalam menghadapi lingkungan alam dan sosial budaya, manusia tidak hanya mewujudkan kesamaan, tetapi juga ketidaksamaan dan ketidak seragaman, yang diungkapkan dalam berbagai bentuk dan corak pikiran, perasaan, perbuatan, dan hasil pikiran serta perbuatannya itu. Tema kajian masalah kemanusiaan selain dapat dipahami melalui fakta dan pengalaman nyata, dapat juga dipahami melalui naskah karya budaya, yang banyak mengungkapkan peristiwa dan pernyataan yang dianggap unik,


Masyarakat dan Pandangan Hidup
Pandangan hidup adalah hasil pemikiran dan pengalaman yang berupa nilai-nilai kehidupan yang memberi manfaat, sehingga dijadikan pegangan, pedoman, pengarahan, atau petunjuk hidup. Pandangan hidup tidak timbul dalam waktu singkat, tetapi melalui proses pengalaman yang terus-menerus dan lama, sehingga nilai-nilai kehidupan tersebut sudah teruji dalam penerapannya.
Pandangan hidup digolongkan menjadi 5 (lima) macam, yaitu:
  1.  Pandangan Hidup Liberalisme
  2.  Pandangan Hidup Sosialisme
  3.  Pandangan Hidup Komunisme
  4.  Pandangan Hidup Religius
  5.  Pandangan Hidup Sosialisme Religius

Kemiskinan dan Permasalahannya
Pandangan berdasarkan konsumsi mendefinisikan kemiskinan dari sudut nilai konsumsi yang dikeluarkan seseorang. Dikaitkan dengan kesejahteraan dalam hal ini pendapatan, jelas sekali bahwa seseorang yang mempunyai pendapatan yang tinggi, akan cenderung mempunyai konsumsi yang tinggi pula sampai batas tertentu. Karena itu disini konsumsi diperlakukan sebagai proxy pendapatan. Orang yang mempunyai konsumsi yang rendah dapat digolongkan sebagai miskin, sedangkan yang konsumsinya lebh tinggi sebagai tidak miskin.
Kriteria Kemiskinan 
  1.  Tidak dapat melaksanakan ibadah menurut agamanya. 
  2.  Seluruh anggota keluarga tidak mampu makan dua kali sehari. 
  3.  Seluruh anggota keluarga tidak memiliki pakaian berbeda untuk dirumah, bekerja/bersekolah,  
       maupun bepergian. 
  4.  Bagian terluas dari rumahnya berlantai tanah. 
  5.  Tidak mampu membawa anggota keluarga ke sarana kesehatan.

Bisnis Lingkungan Hidup dan Etika Industri 4.0
Di Indonesia, masalah tanggung jawab sosial bisnis menjadi isu yang belum terselesaikan dengan baik. Indonesia saat ini dilanda kriminalitas kontemporer yang mengancam Lingkungan Hidup, sumber energi dan pola kejahatan dibidang ekonomi seperti kejahatan Bank, kejahatan komputer, penipuan terhadap konsumen berupa barang produksi kualitas rendah dan berbagai pola kejahatan korporasi lainnya. Berikut adalah indikator-indikator bisnis sebagai lingkungan hidup pada Industri:
  1.  Etika Melakukan Perbuatan Baik
  2.  Prinsip Etika dalam Lingkungan
  3.  Krisis lingkungan hidup
  4.  Hubungan Manusia dengan Alam
  5.  Mencari dasar etika untuk tanggung jawab terhadap lingkungan
  6.  Hakikat Kewajiban
  7.  Pengertian tentang tanggung jawab sosial perusahaan
  8.  Ijin Usaha

Resolusi Model Bisnis pada Era Industri 4.0
Perusahaan menawarkan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat kebanyakan. Semakin banyak masyarakat yang dapat dibantu dengan layanan inovatifnya, maka perusahaan akan semakin berpeluang menjadi besar. Perusahaan pada Era Revolosi Industri 4.0 tidak pernah puas dengan hasil yang dicapainya sehingga berupaya secara terus- menerus melakukan inovasi, Sebaliknya perusahaan pada Era Revolosi Industri 4.0 ini secara rutin mengundang keramaian untuk menyalurkan inovasinya melalui kompetisi inovasi atau dengan menyediakan ruang kerja bersama untuk memantau perusahaan yang dapat dibesarkan sehingga bisnis perusahaan bisa terus berkembang. Model bisnis perusahaan Era revolusi industri 4.0 yang menganut paham ekonomi dipersepsikan dapat menjadi solusi kesenjangan ekonomi.
Perubahaan dunia kini tengah memasuki Era Revolusi Indusri 4.0 dimana teknologi informasi telah menjadi basis dalam kehidupan manusia. Kompetensi SDM juga merupakan salah satu pemeran utama dalam resolusi model bisnis pada era industri 4.0. Segala hal menjadi tanpa batas dengan penggunaan daya komputasi dan data yang tidak terbatas karna dipengaruhi oleh perkembangan internet dan teknologi digital yang masih sebagai tulang punggung pergErakan dan konektivitas manusia dan mesin.


Etika Bisnis dan Permasalahannya

   1.    Bidang Ekonomi Dan Bisnis Amanah
Dalam bidang ekonomi dan bisnis amanah merupakan niat atau itikad yang perlu diperhatikan, baik dalam mengelola sumber alam dan manusia secara makro, maupun suatu perusahaan. Kewajiban karyawan dan perusahaan memiliki keterkaitan, baik kewajiban karyawan dengan perusahaan maupun kewajiban perusahaan dengan karyawan. 

   2.    Bisnis Online Dan Bisnis Konvensional
Peggunaan internet dalam bisnis berubah dalam dari fungsi sebagai alat untuk pertukaran informasi secara elektronik menjadi alat untuk aplikasi strategi bisnis, seperti pemasaran, penjualan, dan pelayanan pelanggan. Pemasaran di internet sama dengan direct marketting, dimana konsumen berhubungan langsung dengan penjual, walaupun penjual berada di luar negeri.

   3.    Masa depan bisnis offline
Walaupun faktanya bisnis online lebih menjanjikan dan pertumbuhannya semakin pesat, hal ini tidak akan mematikan sepenuhnya bisnis offline. Hal ini karena tidak semua bisnis seluruhnya bisa dilakukan secara online, misalnya bahan baku dan bahan makanan, yang harus dilakukan oleh para pelaku bisnis offline. Menurut Prihatminingtyas (2015) UMKM sebagai salah satu dari kegiatan ekonomi perorangan yang tetap menjadi pilihan utama dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menyerap banyak tenaga kerja, dan membentuk masyarakat yang kompeten dalam perekonomian.

 

Oleh : Budi Prihatminingtyas 
PENERBIT CV IRDH
ISBN 976-602-0726-47-2

Komentar